Minggu, 30 Maret 2014

Unsur Kesenian



HUBUNGAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DENGAN KESENIAN DALAM PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Untuk memenuhi tugas Pendidikan Multikultural
Dosen Pengampu :
Drs. Wadji, M. Pd


Disusun oleh :
Meryana Romulus                          (130401080013)
Riski Juni Sukowardhani             (130401080032)
Vinsenlaus Dirman                         (130401080019)
Wiwin Nur Indah Sari                   (130401080001)
Yuliana Rivi                                     (130401080027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
            Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, pasal 36. Dan merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia sebagaimana disiratkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Meski demikian, hanya sebagian kecil dari penduduk Indonesia yang benar-benar menggunakannya sebagai bahasa ibu, karena dalam percakapan sehari-hari yang tidak resmi masyarakat Indonesia.
            Orang Indonesia yang berbahasa Indonesia pada hakikatnya adalah orang dari suku-suku bangsa yang memiliki karakter jiwa kebudayaan lokalnya yang berbicara dengan bahasa nasional dan bahasa persatuannya. Untuk itu orang asing yang berkomunikasi dengan orang Indonesia dengan bahasa Indonesia yang telah dipelajarinya, paling tidak ia telah mempelajari linguistik bahasa Indonesia dalam konteks ruang dan waktu kebudayaan, kepribadian, dan pola-pola tindakan “manusia” Indonesia. Hakikat bahasa adalah sesuatu yang akan diajarkan something to be learn sedangkan sesuatu yang menyangkut pemikiran atau something to be tought tidak diperhatikan (Syamsuddin, 1985:126). Mempelajari bahasa tidak cukup hanya menguasai language form, tetapi harus dilengkapi dengan language use dan situasi yang tepat (Syamsuddin, 1985:128). Pemilihan bahasa dan seni yang mencakup sastra sebagai objek kajian.
            Kesenian adalah bagian dari suatu kebudayaan dan merupakan sarana tempat mengekspresikan rasa keindahan yang ada dalam diri seseorang. Kesenian juga dapat difungsikan sebagai penentuan norma perilaku seseorang dalam meneruskan adat istiadat  dan nilai–nilai kebudayaan yang ada didaerahnya. Dengan mengembangkan kesenian yang dimiliki tiap – tiap daerah dapat juga kita manfaatkan dalam mengembangkan kekerabatan dan solidaritas antar daerah. Kesenian dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu, seni klasik, seni teater, seni tari dan seni drama. Masing – masing daerah memiliki karakter dan nilai seni yang unik dan berbeda – beda.
            Setelah kita mengetahui apa itu bahasa, sastra dan kesenian maka adapun hubungan antara kesenian dengan bahasa dan sastra Indonesia adalah Bahasa merupakan kebudayaan yang pertama dimiliki setiap manusia dan bahasa itu dapat berkembang karena akal atau sistem pengetahuan manusia. Atas dasar itu, hubungan bahasa dengan seni adalah bahasa sebagai sarana pengembangan seni. Seni yang ada di Indonesia dikembangkan melalui bahasa Indonesia. Kesenian yang tumbuh dan berkembang di Indonesia adalah kesenian yang dapat dimengerti dan dipahami oleh masyarakat Indonesia. Sarana untuk memahami kesenian adalah bahasa Indonesia.
            Dari uraian latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan kita bahas dalam makalh ini adalah : Mengetahui arti dari bahasa dan sastra Indonesia, mengetahui arti dari kesenian, hubungan kesenian dengan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan pendidikan multikultural.
            Sedangkan tujuannya adalah memberikan pembahasan tentang pengertian kesenian, bahasa dan sastra Indonesia dan memberikan gambaran hubungan kesenian dengan pembelajaran multikultural dan pembelajaran bahasa Indonesia baik mulai tingkat SD sampai tingkat Perguruan Tinggi.


*      BAB II
DEFINISI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

2.1  Definisi Bahasa Indonesia
Memasuki era globalisasi dan teknologi informasi, bahasa Indonesia tidak saja dilihat sebagai aset kebudayaan melainkan merupakan sarana perhubungan dan aset di bidang ekonomi, politik, dan strategi hubungan global, misalnya semakin dipelajarinya bahasa Indonesia di Jepang, Australia, Amerika, dll. Dengan demikian bahasa Indonesia telah menjadi bahasa kedua  di negara-negara berbahasa asing yang dipelajari dan diajarkan, khususnya untuk kepentingan politik, ekonomi dan pengembangan hubungan global.
Secara historis telah diketahui bahwa bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa nasional sejak Sumpah Pemuda 1928 yang menyatakan “ Kami Bangsa Indonesia mengaku Berbahasa yang Satu Bahasa Indonesia”. Padahal bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa persatuan merupakan salah satu bahasa daerah di Nusantara yaitu bahasa Melayu, sedangkan di luar daerah berbahasa Melayu, masih banyak bahasa daerah lain yang kalau dilihat dari sejarah kebudayaan, sastra dan penuturnya lebih besar, seperti bahasa Jawa, dll. Oleh karena itulah secara psikologis,  terdorong oleh sifat nasionalisme yang tinggi serta “beberapa kearifan lokal” menjadikan suku-suku lain menerima bahasa Melayu sebagai bahasa nasional dengan nama Bahasa Indonesia. Dalam perkembangannya Bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi, bahasa negara dan bahasa  nasional dan dikukuhkan dalam UUD 1945 pasal 36.
Menurut Van Wijk (1985:25), bahasa adalah sarana bagi manusia untuk mengungkapkan pikirannya, apakah dengan bunyi yang diucapkan yang mempunyai arti tetap. Hidayat (2006:22) berpendapat bahwa bahasa merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh kehidupan umat manusia. Ketidalaksana dalam Hidayat (2006:22) memberikan batasan bahasa sebagai sistem lambang arbitrer yang dipergunakan suatu masyarakat untuk bekerja sama berinteraksi dan mengidentifikasi diri. Senada dengan pendapat Ernest dalam Bachtiar (2008:175) yang menyebutkan bahwa manusia sebagai makhluk yang menggunakan lambang/simbol. Oleh karena itu Bloch dan Trager dalam Bachtiar (2008:176) menyatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi.
Menurut Keraf dalam bahasadanseni, bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat, berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Senada dengan pendapat Sturtevent, mengungkapkan bahwa bahasa adalah sistem lambang sewenang-wenang, berupa bunyi yang digunakan oleh anggota suatu kelompok sosial untuk kerjasama dan saling berhubungan. Tidak jauh berbeda dengan pandangan Carrol dalam bahasa yang mengutarakan bahasa adalah sebuah sistem berstruktur mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya mana suka, yang digunakan atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.
Menurut Sugono (2004:3), bahasa digunakan sebagai sarana ekspresi dan komunikasi dalam kegiatan kehidupan manusia, seperti dalam bidang kebudayaan, ilmu, dan teknologi. Sugono (2004:17) menguraikan bahwa dalam berbahasa manusia dapat memanfaatkan peragaan seperti gerak tangan, mimik muka, dan sebagainya untuk membantu kepahaman pengungkapan ide, pengalaman, sikap dan rasa.
Kriteria penggunaan bahasa yang baik bertalian dengan tersampaikannya informasi yang dinyatakan (Sugono, 2004:21). Syamsuddin (1985:12) mengatakan bahasa tidak terpisahkan dari manusia dan mengikuti di dalam setiap pekerjaannya. Pada waktu manusia kelihatan tidak berbicara, pada hakikatnya ia masih juga memakai bahasa, karena bahasa ialah alat yang dipakainya untuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan; alat yang dipakainya untuk mempengaruhi dan dipengaruhi.
Bahasa memiliki fungsi umum dan fungsi khusus.Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan adaptasi sosial.Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), serta mempelajari naskah-naskah kuno.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah perwujudan sistem lambang berupa bunyi digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Selain itu, manusia juga mampu menciptakan suatu kreativitas yang luar biasa dan mengandung keindahan yang biasa disebut seni.


2.2  Definisi Sastra
“ Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta akar kata Sas-, dalam kata kerja turunan berarti mengarahkan, mengajar, memberikan petunjuk atau instruksi. Akhiran kata tra- biasanya menunjukkan alat, suasana.Maka dari sastra dapat berarti, alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi dan pengajaran; misalnya silpasastra, buku arsitektur, kemasastraan, buku petunjuk mengenai seni cerita. Awalan su- berarti baik, indah sehingga susastra dapat dibandingkan dengan berbagai belles letter”.
Kutipan di atas menyatakan, sastra diartikan sebagai alat untuk mengajar, memberi instruksi dan petunjuk kepada pembaca. Wellek dan Warren ( 1987 : 3 ) mengatakan bahwa sastra adalah suatu kajian kreatif, sebuah karya seni. Damono ( 1984 : 10) mengatakan bahwa lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium : bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu adalah merupakan suatu kenyataan social Fananie ( 2000 : 132 ) mengatakan bahwa sastra adalah karya seni yang merupakan ekspresi kehidupan manusia .
Bahasa merupakan unsur penting dalam dunia sastra.Bahasa digunakan sastrawan sebagai media untuk menyampaikan ide atau gagasannya kepada masyarakat luas. Dalam dunia sastra, bahasa dapat dikatakan sebagai jembatan yang menghubungkan sastrawan dan masyarakat luas.
Sebagian orang menganggap bahasa sastra berbeda dengan bahasa dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebenarnya  keduanya sama saja. Jika antara yang satu dengan yang kedua berbeda, masyarakat luas tidak akan mengerti bahasa yang digunakan sastrawan dalam karya sastra yang diciptakannya. Padahal, kenyataannya bahasa sastra dimengerti oleh masyarakat luas. Hal yang terakhir ini menunjukkan bahwa bahasa sastra dan bahasa dalam kehidupan nyata kita sehari-hari adalah sama.
Seni sastra di Indonesia dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sastra berarti seni di bidang bahasa, yang gaya bahasa atau ungkapan ceritanya mengandung unsur-unsur estetika sehingga memberikan rasa keindahan bagi pendengar atau pembacanya. Seni sastra merupakan suatu karya seni yang dituangkan dalam bahasa dan kata dengan nuansa keindahan tertentu. Karya sastra terbagi menjadi sastra tertulis dan sastra lisan. Sastra tertulis mencakup prasasti, aksara, manuskrip (naskah kuno). Sastra lisan mencakup sastra wayang, epos, pantun, dan cerita-cerita rakyat.
















BAB III
KESENIAN
3.1 Pengertian Kesenian
Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain. Misalnya, mitos berfungsi menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan. SecaAra umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.
Dalam Kamus Praktis Bahasa Indonesia (2007: 311), seni diartikan sebagai kesanggupan akal untuk menciptkan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa). Untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi itu, maka diperlukan bahasa sebagai medianya. Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu sehingga tidak heran jika seni sering kita jumpai dalam dunia pendidikan. 
Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dan bersifat indah, menyenangkan dan dapat menggerakkan jiwa manusia.Kata seni berasal dari kata sani yang berarti jiwa yang luhur/ ketulusan jiwa.
Syamsuddin (1985:145) mengutarakan bahwa istilah seni dipergunakan untuk melukiskan sesuatu yang bersifat art personal, kreatif, dan original.
Semua materi yang terkandung dalam suatu kesenian diperoleh manusia secara sadar lewat proses belajar. Lewat kegiatan belajar inilah diteruskan kesenian dari generasi yang satu kepada generasi selanjutnya. Maka kesenian diteruskan dari generasi ke generasi. Kesenian yang telah lalu bereksistensi pada masa kini, dan kesenian masa kini akan disampaikan ke masa yang akan datang.
Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Senada dengan pernyataan Herberd Reed dan Lowenheld (1982) mengungkapkan bahwa seni pada dasarnya sulit untuk dipahami dan dijelaskan dengan fakta karena seni merupakan suatu fenomena yang dapat diukur. Kata seni itu sendiri sudah diberi tambahan kata misalnya: seni tari, seni musik, seni rupa, dan sebagainya. Seni berfungsi untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin. Sekalipun demikian, banyak seniman mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).
Berdasarkan pendapat mengenai seni tersebut, dapat disimpulkan bahwa seni adalah hasil karya manusia yang berasal dari kesanggupan mereka untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa. Tidak semua manusia bisa menghasilkan suatu karya yang luar biasa tergantung akal yang dimiliki manusia.Semakin tinggi kreativitas yang mereka punya semakin tinggi juga nilai karya yang diciptakan.
Melalui seni, manusia mampu berinteraksi dan berkomunikasi, baik melalui gerakan, suara, maupun alat musik. Untuk mengadakan interaksi dan komunikasi tersebut, seni menggunakan bahasa sebagai medianya. Hal ini merupakan salah satu korelasi antara bahasa dengan seni




3.2 Cabang – cabang Seni
1.      Seni Rupa
a.      Pengertian Seni Rupa
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan.Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murni, kriya, dan desain.
Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.
b.      Unsur – unsur Seni Rupa
1.      Titik
Titik adalah unsur seni rupa yang paling dasar. Titik dapat melahirkan suatu wujud dari ide-ide atau gagasan yang kemudian akan melahirkan garis, bentuk, atau bidang. Teknik lukisan yang menggunakan kombinasi berbagai variasi ukuran dan warna titik dikenal dengan sebutan Pointilisme.
2.      Garis
      Menurut jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, lengkung, panjang, pendek, horizontal, vertikal, diagonal, berombak, putus-putus, patah-patah, spiral dan Iain-Iain. Kesan yang ditimbulkan dari macam-macam garis dapat berbeda-beda, misalnya garis lurus berkesan tegak dan keras, garis lengkung berkesan lembut dan lentur, garis patah-patah berkesan kaku, dan garis spiral berkesan lentur.
Sedangkan menurut wujudnya garis dapat dibedakan menjadi:
§  Garis nyata, merupakan garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan lengkung.
§  Garis semu, merupakan garis yang muncul karena adanya kesan balans pada bidang, warna atau ruang.
3.       Bidang
      Bidang merupakan pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk sehingga membentuk bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang mempunyai sisi panjang dan lebar, serta memiliki ukuran.
4.      Bentuk
      Bentuk juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Bentuk geometris
Bentuk geometris merupakan bentuk yang terdapat pada ilmu ukur meliputi:
1. Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.
2. Bentuk silindris, contohnya tabung, kerucut, dan bola.
b. Bentuk nongeometris
Bentuk nongeometris berupa bentuk yang meniru bentuk alam, misalnya manusia, tumbuhan, dan hewan.
5.      Ruang
      Ruang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Ruang dalam bentuk nyata, misalnya ruangan pada kamar, ruangan pada patung. Ruang dalam bentuk khayalan (ilusi), misalnya ruangan yang terkesan dari sebuah lukisan.
6.      Warna
      Kesan yang timbul oleh pantulan cahaya pada mata disebut warna.
7.      Tekstur
      Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan benda pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda mempunyai sifat permukaan yang berbeda. Tekstur dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu.Tekstur nyata adalah nilai raba yang sama antara penglihatan dan rabaan. Sedangkan tekstur semu adalah kesan yang berbeda antara penglihatan dan perabaan.
8.      Gelap Terang
       Suatu objek bisa memiliki intensitas cahaya yang berbeda pada setiap bagiannya. Demikian pula pada karya seni rupa. Seperti lukisan pemandangan alam. Adanya perbedaan intensitas cahaya akan menimbulkan kesan mendalam.
c.       Prinsip-prinsip Seni Rupa
Terdapat beberapa prinsip dalam menyusun komposisi suatu bentuk karya seni rupa, yaitu:
·         Kesatuan (unity)
Kesatuan adalah pertautan bagian-bagian dalam sebuah karya seni rupa. Kesatuan merupakan prinsip yang utama di mana unsur-unsur seni rupa saling menunjang satu sama lain dalam membentuk komposisi yang bagus dan serasi. Untuk menyusun satu kesatuan setiap unsur tidak harus sama dan seragam, tetapi unsur-unsur dapat berbeda atau bervariasi sehingga menjadi susunan yang memiliki kesatuan.
·         Keselarasan (harmony)
Keselarasan adalah hubungan kedekatan unsur-unsur yang berbeda baik bentuk maupun warna untuk menciptakan keselarasan.
·         Penekanan (kontras)
Penekanan adalah kesan yang diperoleh karena adanya dua unsur yang berlawanan.Perbedaan yang mencolok pada warna, bentuk, dan ukuran akan memberikan kesan yang tidak monoton.
·         Irama (rhytm)
Irama adalah pengulangan satu atau beberapa unsur secara teratur dan terus-menerus. Susunan atau perulangan dari unsur-unsur rupa yang diatur, berupa susunan garis, susunan bentuk atau susunan variasi warna. Perulangan unsur yang bentuk dan peletakannya sama akan terasa statis, sedangkan susunan yang diletakkan bervariasi pada ukuran, warna, tekstur, dan jarak akan mendapatkan susunan dengan irama yang harmonis.
·         Gradasi
Gradasi adalah penyusunan warna berdasar kantingkat perpaduan berbagai warna secara berangsur-angsur.
·         Proporsi
Proporsi atau kesebandingan yaitu membandingkan bagian-bagian satu dengan bagian lainnya secara
keseluruhan. Misalnya membandingkan ukuran tubuh dengan kepala, ukuran objek dengan ukuran latar, dan kesesuaian ukuran objek satu dengan objek lainnya yang dekat maupun yang jauh letaknya.
·         Keserasian
Keserasian merupakan prinsip yang digunakan untuk menyatukan unsur-unsur rupa walaupun
berasal dari berbagai bentuk yang berbeda. Tujuan keserasian adalah menciptakan keselarasan dan
keharmonisan dari unsur-unsur yang berbeda.
·         Komposisi
Komposisi adalah menyusun unsur-unsur rupa dengan mengorganisasikannya menjadi susunan yang bagus, teratur, dan serasi.
·         Keseimbangan (balance)
Keseimbangan adalah kesan yang didapat dari suatu susunan yang diatur sedemikian rupa sehingga terdapat daya tarik yang sama pada tiap-tiap sisi susunan.
·         Aksentuasi
Aksentuasi adalah unsur yang sangat menonjol atau berbeda dengan unsur-unsur yang ada di sekitamya.
2.      Seni Tari/gerak
Unsur utama yang paling pokok dalam tari adalah gerak tubuh manusia yang sama sekali lepas dari unsur ruang, dan waktu, dan tenaga.Tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika.Unsur-Unsur seni tari
ü  Unsur-unsur keindahan tari :
§  Gerak terdiri dari watak/murni, maknawi,Refleks ,spontan
§  Iringan terdiri dari iringan internal dan iringan eksternal
§  Tata rias dan Busana
§  Tema
§  Tempat dan panggung
3.      Seni Suara/Vocal/Musik
Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.Setelah mengerti pengertian diatas , maka berikut beberapa Definisi tentang Seni Musik antara lain :
Seni Musik adalah bagian dari aktivitas kultur dan sosial manusia , dimana seni musik untuk mengekspresikan perasaan dan idenya.
Seni Musik adalah kesenian yang berupa bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar , dan sebagai karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.
4.      Seni Sastra
Seni Sastra adalah hasil budaa ang dapat di artikan sebagai bentuk upaa manusia untuk mengungkapkan gagasanna melalui bahasa ang lahir dari peasaan dan pemikian.
5.      SeniTeater/drama
Seni Teater adalah seni yang kompleks, artinya dapat bekerjasama dengan cabang seni lainnya.Di Indonesia mempunyai dua teater, diataranya adalah :
-          Teater Tradisional
Teater Tradisional adalah bentuk pertunjukan yang pesertanya dari daerah setempat karena terkondisi dengan adat istiadat, sosial masyarakat dan struktur geografis masing-masing daerah.
Contoh:
- Ketoprak dari Yogyakarta
- Ludruk dari Surabaya
- Wayang Orang dari Jawa Tengah/Yogyakarta
- Lenong dan Topeng Blantik dari Betawi
      Ciri-ciri Teater Tradisional
1.      Pementasan panggung terbuka (lapangan, halaman rumah),
2.      Pementasan sederhana,
3.      Ceritanya turun temurun.
-          Teater Modern
Teater Modern adalah cerita yang bahannya dari kejadian-kejadian sehari-hari, atau karya sastra.
contoh Teater Modern :drama, teater, sinetron dan film
3.3    Dampak dari Kesenian
Dampak positif :
·         Melestarikan nilai-nilai budaya leluhur
·         Menimbulkan solidaritas di masyarakat
·         Mengajarkan etika pada masyarakat
·         Meningkatkan perekonomian rakyat
·         Menentramkan kehidupan masyarakat


Dampak negatif :
·         Munculnya karya seni yang melanggar etika (pornografi)
·         Melunturnya nilai-nilai tradisional akibat globalisasi budaya
·         Munculnya keragaman seni sehingga muncul konflik
























BAB IV
HUBUNGAN KESENIAN DENGAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

4.1  Hubungan Bahasa Dan Sastra Indonesia Dengan Kesenian
Indonesia memiliki keragaman yang salah satunya adalah seni. Di dalam pembelajaran kesenian dengan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia mempunyai kaitan, sastra mampu berkolaborasi dengan ilmu-ilmu lain, yang disebut sebagai sastra interdisipliner. Pengkolaborasian ini salah satunya dengan ilmu budaya yang disebut sebagai ilmu Antropologi sastra. Dengan pendidikan Multikultural diintegrasikan menjadi bagian kurikulum di sekolah. Untuk sastra bisa dituangkan misalnya dalam cerita rakyat atau dongeng, yang bisa mengenalkan kita kepada kebudayaan dalam pembelajaran pendidikan Multikultural.
v Bahasa merupakan kebudayaan yang pertama dimiliki setiap manusia dan bahasa itu dapat berkembang karena akal atau sistem pengetahuan manusia. Atas dasar itu, hubungan bahasa dengan seni adalah bahasa sebagai sarana pengembangan seni. Seni yang ada di Indonesia dikembangkan melalui bahasa Indonesia. Kesenian yang tumbuh dan berkembang di Indonesia adalah kesenian yang dapat dimengerti dan dipahami oleh masyarakat Indonesia. Sarana untuk memahami kesenian adalah bahasa Indonesia.
v Bahasa sebagai jalur penerus kebudayaan mengandung makna bahwa bahasa berperan sebagai sarana pewarisan seni dari generasi ke generasi. Menurut Robert Sibarani (2002) dalam kebudayaan nenek moyang yang meliputi pola hidup, tingkah laku, adat istiadat, cara berpakaian, dan sebagainya dapat kita warisi dan wariskan kepada anak cucu kita melalui bahasa. Atas dasar itu, hubungan bahasa dengan seni adalah bahasa berperan sebagai sarana pewarisan seni dari generasi ke generasi. Kesenian nenek moyang kita yang sudah ada beratus-ratus tahun lalu masih bisa dipelajari oleh kita sekarang hanya karena bantuan bahasa. Kesenian yang tertulis dalam naskah-naskah lama, yang mungkin ditulis beratus-ratus tahun lalu bisa kita nikmati sekarang hanya karena ditulis dalam bahasa.
v Hubungan bahasa dengan seni adalah bahasa berperan dalam penamaan atau pengistilahan unsur-unsur seni baru sehingga dapat disampaikan dan dimengerti oleh yang menerimanya. Setiap unsur kesenian, dari unit yang terkecil sampai yang terbesar diberi nama atau istilah. Dalam proses pembelajaran dan pengajaran kesenian, nama atau istilah itu digunakan untuk menginventarisasi kesenian untuk pengembangan selanjutnya.
v  Bahasa tidak hanya berupa bahasa lisan dan tulisan, tetapi bahasa dapat berupa bahasa isyarat. Bahasa isyarat ini dilakukan melalui gerakan-gerakan anggota tubuh. Baik itu mata, jari, kepala, bahu, tangan, dan sebaginya. Misalnya melalui pertunjukan seni tari. Melalui seni tari, seniman menyampaikan pesan yang terkandung dalam tarian tersebut melalui bahasa tubuh. Bahasa sebagai penghubung antara musisi dan seniman dengan khalayak.
Oleh karena itu, tarian mengandung pesan yang ingin disampaikan seniman melalui bahasa nonverbal atau melalui gerakan-gerakan tarian yang dilakukan. Malalui gerakan itulah khalayak memahami makna tari yang dilakukan tersebut. Gerakan tarian itu bisa dipahami khalayak karena adanya bahasa, yaitu bahasa isyarat. Tanpa adanya bahasa, maka seni tari yang dilakukan tersebut akan berkurang fungsinya. Seni tari tersebut hanya dijadikan sebagai hiburan, tidak lagi sebagai sarana pendidikan karena tidak mengandung pesan yang disampaikan. Pesan tersebut dapat tersampaikan hanya melalui bahasa. Atas dasar tersebut, hubungan bahasa dengan seni adalah bahasa berperan menyampaikan pesan yang terkandung dalam seni, baik itu seni tari, seni rupa, maupun seni musik. Selanjutnya, pada pertunjukan seni musik. Bahasa memperindah seni musik melalui syair lagu yang dinyanyikan. Jadi, pada seni musik tersebut, tidak hanya instrument yang memperindahnya melainkan juga syair lagu yang merupakan bahasa.
v  Bahasa sebagai penghubung antara seniman dan musisi dengan instrument. musisi mempelajari kunci-kunci pada instrument sehingga mereka bisa memainkannya dengan melodi yang indah. Kunci-kunci tersebut menggunakan bahasa seperti: do re mi fa sol la si do, atau A B C D E F G.
v  Bahasa sebagai sarana berekspresi dalam seni. Melalui seni, manusia bisa berekspresi. Dalam berekspresi tersebut, manusia menggunakan bahasa untuk menumpahkan kreativitas dan bakat yang mereka miliki.
v  Berperan penting pada proses penciptaan seni. Manusia terinspirasi menciptakan seni dari bahasa. Tanpa bahasa, seni tidak bisa diciptakan. Misalnya, manusia menciptakan lagu menggunakan bahasa, menciptakan tari menggunakan bahasa berupa bahasa nonverbal yaitu gerak tubuh, menciptakan lukisan menggunakan bahasa simbol, seperti warna-warna dan lambang-lambang karena banyak seniman mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti melati yang bermaksud duka/kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).
Berdasarkan penjelasan hubungan bahasa dengan seni tersebut, dapat disimpulkan bahwa seni sangat bergantung pada bahasa. Tanpa bahasa seni tidak akan bisa berkembang, tidak bisa dipelajari dan diwarisi, tidak mampu menyampaikan pesan, serta tidak bisa berfungsi sebagai penghubung antara seniman dengan khalayak.
Sebaliknya, seni juga turut mempengaruhi bahasa. Tanpa seni, bahasa tidak akan bervariasi dan tidak mengandung keindahan. Misalnya dalam bahasa sastra, seni sangat berperan penting bagi pengarang untuk menciptakan bahasa yang indah yang dalam istilah bahasa lebih dikenal dengan estetika. Unsur-unsur seni dalam bahasa yaitu keutuhan, keragaman, keseimbangan, keselarasan dan penekanan yang tepat. Dengan adanya unsur-unsur tersebut pencipta sastra dapat menetapkan maksud atau isi hati dengan jelas. Selain itu, seni berbahasa memberikan keunikan yang khas bagi seseorang dan memberikan gaya serta nada yang membedakan penggunaan bahasa antara orang yang satu dengan yang lain. Dalam istilah bahasa, hal ini lebih dikenal dengan retorika (seni berbicara). 






4.2  Unsur-Unsur Seni dalam Bahasa dan Sastra Indonesia
Unsur-unsur seni dalam bahasa yaitu keutuhan, keragaman, keseimbangan, keselarasan dan penekanan yang tepat.Dengan adanya unsur-unsur tersebut pencipta sastra dapat menetapkan maksud atau isi hati dengan jelas. Selain itu, seni berbahasa memberikan keunikan yang khas bagi seseorang dan memberikan gaya serta nada yang membedakan penggunaan bahasa antara orang yang satu dengan yang lain. Dalam istilah bahasa, hal ini lebih dikenal dengan retorika (seni berbicara). 

4.3  Fungsi Bahasa dan sastra Indonesia dalam Kesenian
Syamsuddin (1985:74) mengungkapkan beberapa fungsi bahasa dalam kesenian masyarakat adalah:
1.      Fungsi pemersatu: menghubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa.
2.      Pemberi kekhasan (unik): membedakan bahasa yang satu dengan bahasa yang lain.
3.      Pembawa wibawa: penutur yang mahir berbahasa dengan baik dan benar memperoleh wibawa di mata orang lain.
4.      Sebagai kerangka acuan : bahasa memiliki norma dan kaidah yang dijadikan tolak ukur bagi benaar atau tidaknya bahasa seseorang.




4.4  Hubungan Kesenian dengan Pembelajaran Multikultural,  Bahasa dan SastraIndonesia
Pendidikan multikultural mempunyai dua tanggung jawab besar, yaitu  menyiapkan bangsa Indonesia untuk siap menghadapi arus budaya luar di era globalisasi dan menyatukan bangsa sendiri yang terdiri dari berbagai macam budaya.Pendidikan multikultural meningkatkan kompetensi dalam beberapa kebudayaan.Hubungan kesenian dengan pendidikan multikultural adalah pembelajaran yang memberikan wadah untuk memahami berbagai ragam kesenian yang dimiliki Indonesia dari sabang sampai merauke.Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kita diajarkan bagaimana cara kita berbahasa.










BAB V
PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
5.1  FUNGSI PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
1.    Sarana Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya
2.    Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmupengetahuan, teknologi dan seni
3.    Sarana penyebarluasan pemakaina bahasa Indonesia yang baik untukkeperluan menyangkut berbagai masalah. Sarana pengembangan penalaran dan saranapengembangan beragam budaya Indonesia melalui kesustraan Indonesia

5.2  TUJUAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
1.    Siswa menghargai dan mengembangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa Negara. Siswa juga bisa menikmati karya sastra untuk mengembangkan sastra Indonesia dalam budaya
2.    Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk makna dan fungsi serta menggunakan dengan tepat dan kreatif  untuk bermacam – macam tujuan, keperluan dan keadaan
3.    Siswa mampu memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatakan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan social



BAB VI
PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL
6.1  KONSEP PEMBELAJARAN MULTKULTURAL
Pendidikan multikultural mempunyai dua tanggung jawab besar, yaitu  menyiapkan bangsa Indonesia untuk siap menghadapi arus budaya luar di era globalisasi dan menyatukan bangsa sendiri yang terdiri dari berbagai macam budaya. Bila kedua tanggung jawab besar itu dapat dicapai, maka kemungkinan disintegrasi bangsa dan munculnya konflik dapat dihindarkan. Rahman (2005) menyatakan bahwa konflik-konflik kedaerahan sering terjadi seiring dengan ketiadaan pemahaman akan keberagaman atau multikultur. Oleh karena untuk mencegah atau meminimalkan konflik tersebut perlu dikembangkan pendidikan multikultural.
Pendidikan multikultural merupakan upaya kolektif suatu masyarakat majemuk untuk mengelola berbagai prasangka sosial yang ada dengan cara-cara yang baik.

6.2  TUJUAN PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL
1.    Menciptakan hubungan lebih serasi dan kreatif di antara berbagai golongan penduduk dalam masyarakat.
2.    Melalui pendidikan multikutural, siswa yang datang dari berbagai golongan dibimbing untuk saling mengenal cara hidup mereka, adat-istiadat, kebiasaan, memahami aspirasi-aspirasi mereka, serta untuk mengakui dan menghormati bahwa tiap golongan memiliki hak untuk menyatakan diri menurut cara masing-masing.



Beberapa hal yang dibidik dalam pendidikan multikultural ini adalah:
*        Pertama, pendidikan multikultural menolak pandangan yang menyamakan pendidikan (education) dengan persekolahan (schooling) atau pendidikan multikultural dengan program-program sekolah formal. Pandangan yang lebih luas mengenai pendidikan sebagai transmisi kebudayaan juga bermaksud membebaskan pendidik dari asumsi bahwa tanggung jawab primer dalam mengembangkan kompetensi kebudayaan semata-mata berada di tangan mereka melainkan tanggung jawab semua pihak.
*        Kedua, pendidikan menolak pandangan yang menyamakan kebudayaan dengan kelompok etnis. Hal ini dikarenakan seringnya para pendidik,  mengasosiasikan kebudayaan hanya dengan kelompok-kelompok sosial yang relatif self sufficient. Oleh karena individu-individu memiliki berbagai tingkat kompetensi dalam berbagai dialek atau bahasa, dan berbagai pemahaman mengenai situasi-situasi di mana setiap pemahaman tersebut berbeda, maka individu-individu memiliki berbagai tingkat kompetensi dalam sejumlah kebudayaan. Dalam konteks ini, pendidikan multikultural akan melenyapkan kecenderungan memandang individu secara stereotip menurut identitas etnik mereka. Malah akan meningkatkan eksplorasi pemahaman yang lebih besar mengenai kesamaan dan perbedaan di kalangan anak-didik dari berbagai kelompok etnik.
*        Ketiga, pendidikan multikultural meningkatkan kompetensi dalam beberapa kebudayaan. Kebudayaan mana yang akan diadopsi seseorang pada suatu waktu ditentukan oleh situasinya. Dalam melaksanakan pendidikan multikultural ini mesti dikembangkan prinsip solidaritas. Yakni kesiapan untuk berjuang dan bergabung dalam perlawanan demi pengakuan perbedaan yang lain dan bukan demi dirinya sendiri. Solidaritas menuntut untuk melupakan upaya-upaya penguatan identitas melainkan berjuang demi dan bersama yang lain. Dengan berlaku demikian, kehidupan multikultural yang dilandasi kesadaran akan eksistensi diri tanpa merendahkan yang lain diharapkan segera terwujud.
3.      Tujuan utama multicultural education adalah mengubah (transformasi) berbagai pendekatan belajar mengajar, mengubah konseptualisasi dan organisasinya sehingga setiap individu dari berbagai kultur memperoleh kesempatan yang sama untuk belajar dalam lembaga pendidikan. Kesempatan yang sama itu bukan semata-mata memperoleh bangku sekolah, melainkan yang lebih penting adalah selain kebersamaan dalam satu kelas, perhatian dan pelayanan penuh juga harus ada terhadap kebutuhan khusus pendidikan (special education needs) setiap individu.
Pembelajaran bahasa Indonesia dalam konteks multikultural di sekolah, khususnya di tingkat sekolah menengah perlu dilakukan karena para siswa hidup dalam masyarakat yang beragam. Sehubungan dengan hal itu, pembelajaran bahasa Indonesia yang bertujuan meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulis serta menimbulkan penghargaan terhadap hasil cipta manusia Indonesia, perlu mengangkat fenomena multibudaya.
Model pendidikan multikultural mencakup kurikulum yang resmi serta hidden curriculum (kurikulum tak tertulis dan terencana tetapi proses internalisasi nilai, pengetahuan, dan keterampilan justru terjadi di kalangan peserta didik). Dalam kurikulum tersembunyi, pendidikan multikultural sebaiknya diintegrasikan ke semua mata pelajaran dan kegiatan lintas kurikulum. Sebaliknya wawasan multikulturalisme tidak dimasukkan sebagai beban tambahan sebagai mata pelajaran baru dalam kurikulum yang sudah dirasakan berat oleh guru dan peserta didik.






















BAB VII
PENUTUP
7.1  Kesimpulan
Hubungan bahasa,sastra dan seni yaitu bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat, berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai fungsi yang lain. MisalnyanMitos, berfungsi menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan.Secara umum kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.Jadi,hubungan bahasa dan sastra dengan kesenian adalah Indonesia memiliki keragaman yang salah satunya adalah seni. Di dalam pembelajaran kesenian dengan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia mempunyai kaitan, sastra mampu berkolaborasi dengan ilmu-ilmu lain, yang disebut sebagai sastra interdisipliner. Pengkolaborasian ini salah satunya dengan ilmu budaya yang disebut sebagai ilmu Antropologi sastra. Dengan pendidikan Multikultural diintegrasikan menjadi bagian kurikulum di sekolah. Untuk sastra bisa dituangkan misalnya dalam cerita rakyat atau dongeng, yang bisa mengenalkan kita kepada kebudayaan dalam pembelajaran pendidikan Multikultural.
Melalui seni, manusia mampu berinteraksi dan berkomunikasi, baik melalui gerakan, suara, maupun alat musik. Untuk mengadakan interaksi dan komunikasi tersebut, seni menggunakan bahasa sebagai medianya. Hal ini merupakan salah satu korelasi antara bahasa dengan seni
7.2  Saran
Bahasa dan sastra Indonesia dengan kesenian tidak dapat dipisahkan,karenadi dalam pembelajaran kesenian dengan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia mempunyai kaitan, sastra mampu berkolaborasi dengan ilmu-ilmu lain, yang disebut sebagai sastra interdisipliner. Pengkolaborasian ini salah satunya dengan ilmu budaya yang disebut sebagai ilmu Antropologi sastra. Dengan pendidikan Multikultural diintegrasikan menjadi bagian kurikulum di sekolah. Untuk sastra bisa dituangkan misalnya dalam cerita rakyat atau dongeng, yang bisa mengenalkan kita kepada kebudayaan dalam pembelajaran pendidikan Multikultural.Jadi,sebagai bangsa Indonesia yang mencintai kesenian,bahasa dan sastra Indonesia harus tetap dilestarikan,karena antara bahasa dan sastra Indonesia dengan kesenian mempunyai hubungan yang sangat erat. Sehingga keduanya bisa tetap berkembang dengan baik dan tetap utuh.

                                                                                  






DAFTAR PUSTAKA
-          (http://id.wikipedia.org/wiki/bahasa). Diterbitkan /2011/09/
-          Damono, Medium Bahasa (1984), hlm.10.
-          Hidayat, Bahasa sebagai Sistem Lambang (2006), hlm.22.
-          Hidayat, Definisi Bahasa (2006), hlm.22.
-          http://hamaguri-incridible.blogspot.com /hubungan-dengan-kesusastraan-seni. Diterbitkan pada:/2011/04/
-          http://www.unisosdem.org
-          Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Definisi Bahasa (2007), hlm.311.
-          Koentjaraningrat. 2011. Pengantar Antropologi I. Jakarta : Rineka Cipta
-          Syamsuddin, Fungsi Bahasa dalam Kesenian Masyarakat (1985), hlm.74.
-          Van Wijk, Definisi Bahasa (1985), hlm.25.
-          Wellek dan Warren, Definisi Sastra (1987), hlm.3.
-          Wellek dan Warren, Pengertian Sastra (1987), hlm.3.
-          www.ilmupendidikan.net
-          www.scribd.com
-          www.sinarharapan.co.id





Tidak ada komentar:

Posting Komentar