Minggu, 30 Maret 2014

Sistematika Bahasa



Nama     : Maria Ida Fangohoi     (130401080002)
                Wiwin Nur ndah Sari   (130401080001)
Kelas      : 2013 A
MK        : Linguistik Umum
Dosen    : DR. Gatot Sarmidi, M. PD


1.      Fonologi adalah cabang linguistik yang mempelajari seluk beluk bunyi yang diucapkan oleh alat ucap manusia.

2.      Morfologi adalah ilmu tata bentuk kata yang mempelajari komponen-komponen bahasa yang disebut morf, morfem, alomorf, dan kata.

3.      Fon adalah unsur terkecil dari deretan bunyi yang dapat dibedakan dengan yang lain, dan sifatnya konkrit (dapat didengar).
Contoh : Kain, mengandung 4 fon, yaitu : (k), (a), (i), (n).

4.      Fonem adalah bunyi yang dapat membedakan arti.
Contoh : dari pasangan minimal [basi] dan [nasi] => /b/ dan /n/
               basi artinya kadaluarsa, dan nasi artinya makanan.

5.      Fonetik adalah bidang bahasa yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi atau tidak.
Contoh : intan, angin, batik.
   /i/ pada kata tersebut tidak sama.

6.      Fonemik adalah cabang linguistik yang mempelajari fungsi fon-fon dan mengidentifikasinya sebagai fonem-fonem serta mendeskripsikannya.

7.      Fonetik akustik adalah fonetik yang mempelajari bagaimana arus bunyi yang keluar dari rongga mulut/rongga hidung pembicara yang merupakan gelombang-gelombang bunyi udara.
Contoh : ketika kita memetik gitar dan tali gitar bergetar lalu menghasilkan bunyi
   yang kita dengar.

8.      Fonetik auditoris adalah fonetik yang mempelajari bagaimana bunyi itu diinderakan melalui alat pendengaran dan syaraf pendengar.

9.      Fonetik artikulatoris adalah cabang fonetik yang menyelidiki bunyi berdasarkan alat-alat ucap manusia dalam artikulasi.

10.  Alofon adalah bunyi yang merupakan realisasi dari sebuah fonem atau varian fonem (variasi).
Contoh : [merdeka] => /e/ dan /Ɛ/
Alofon dituliskan di antara dua kurung siku [...]. Kalau [p] yang lepas kita         tandai dengan [p] saja, sedangkan [p] yang tak lepas kita tandai dengan [p>], maka kita dapat berkata bahwa dalam bahasa Indonesia fonem /p/ mempunyai dua alofon, yakni [p] dan [p>]
Alofon konsonan [p] pada awal & tengah suku kata, seperti:   pintu, sampai, dll, sedangkan [p>] terdapat pada akhir suku kata, contoh: sedap, tangkap, tatap.

11.  Morfo fonemik adalah telaah tentang perubahan-perubahan fonem yang terjadi sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain.
Contoh : Morfem {ber-}, misalnya, terdiri dari tiga fonem, ialah /b/, / Ə /, /r/. Akibat pertemuan morfem {ajar}, fonem /r/ berubah menjadi /l/, hingga pertemuan morfem {ber-} dengan morfem {ajar} menghasilkan kata {belajar}.
/m/ pada kata yang berawal /b/ contoh : meN-+baca => membaca
/n/ di depan fonem /d/ contoh : meN-+ datang => mendatang
/ň/ di depan fonem /j/ contoh : meN-+ jual => menjual
/ŋ/ di depan fonem /g/ contoh : meN-+ gambar => mengambar

12.  Morf adalah satuan bentuk terkecil yang sudah mempunyai makna.
Contoh : pada kata membawa, mem - adalah satuan men-

13.  Morfem adalah satuan ciri pembeda yang abstrak.
Contoh : morfem meng - misalnya pada kata menghapus

14.  Morfem bebas adalah morfem yang sudah memiliki makna leksikal atau disebut morfem dasar.
Contoh : dari kata menciptakan, morfem bebasnya cipta

15.  Morfem terikat adalah morfem yang baru mempunyai makna bila bergabung dengan morfem bebas.
Contoh : dari kata menciptakan, morfem terikatnya men - - kan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar